Minggu, 12 November 2023

SISTEM INFORMASI

 

 Nama : Vina Pikria Aenun

NIM : 220511034

Kelas : R5/E


 BAB I
KONSEP DASAR

1.1 KONSEP DASAR SISTEM

    Teori sistem secara umum yang pertama kali diuraikan adalah istilah “SISTEM” yang sekarang ini banyak dipakai. Banyak orang berbicara mengenai karakteristik sistem dan daur hidup sistem. Sebuah sistem terdiri dari atas komponen- komponen yang terpadu untuk suatu tujuan tertentu. Istilah sistem sekarang ini banyak dipakai untuk kegiatan perekonomian, diantaranya perbankan, akuntansi, infestor dan masih banyak lagi bentuk sistem yang ada sekarang ini. Model dasar dari sistem ini adalah masukan, pengolahan, dan keluaran atau hasil. Akan tetapi sistem ini dapat dikembangkan hingga menyertakan media penyimpanan.


Pengertian Sistem

    Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan dan berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan untuk menentukan dan menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Selain pengertian yang diatas sistem juga dapat diartikan adalah suatu seperangakat unsur-unsur yang terdiri dari manusia, mesin/alat & prosedur serta konsep-konsep yang dihimpun menjadi satu untuk maksud dan tujuan bersama. Dapat disimpulkan bahwa sistem adalah suatu perkumpulan yang saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Definisi sistem menurut beberapa pakar :

  • Menurut Raymond Mc Leod sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan.
  • Menurut H.M Jogiyanto (2005:1), system dikelompokkan dengan dua pendekatan, yang pertama yaitu sistem yang menekankan pada komponen atau elemenya. Sistem yang menekankan pada prosedurnya adalah suatu jaringan kerja atau prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Sistem yang menekankan pada komponen-komponen atau elemenya adalah sistem sebagai kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Kedua kelompok definisi sistem ini dua-duanya benar dan tidak bertentangan, yang berbeda adalah dari cara pendekatannya.
  • Menurut Gordon B. Davis (2001:1) dalam bukunya menyatakan bahwa sistem bisa berupa bentuk abstrak atau fisik. Sistem yang abstrak adalah susunan yang teratur dari gagasan-gagasan atau konsepsi yang saling bergantung. Sistem teologi adalah susunan yang teratur dari gagasan-gagasan tentang Tuhan, manusia, dan lain sebagainya. Sedangkan sistem yang bersifat fisik adalah serangkaian unsur-unsur yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
  • Prof. Dr. Mr S Prajudi Atmosudirdjo (Sutabri, Tata, S.Kom.2005.Analisa Sistem Informasi) menyatakan bahwa suatu sistem tertentu terdiri dari atas objek-objek, atau unsur-unsur atau komponen yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Bila kita tarik kesimpulan tentang semua pengertian beserta defenisinya diatas. Unsur yang mewakili suatu sistem adalah masukan (Input), pengolahan (Processing), dan keluaran atau hasil (Output).

Karakteristik Sistem

    Modal utama sebuah sistem adalah input, proses, dan output. Merupakan sebuah sistem sederhana, sebab sebuah sistem dapat mempunyai beberapa masukkan dan keluaran. 

    Menurut Jogiyanto (2005:3-7), suatu sistem mempunyai beberapa karakteristik atau beberapa sifat-sifat tertentu, yaitu :

  • Komponen Sistem (Component) Suatu sistem yang terdiri dari sejumlah komponen-komponen yang saling berinteraksi, dan bekerjasama membentuk satu kesatuan.
  • Batasan Sistem (Boundary) Ruang lingkup sistem adalah daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan luar.
  • Lingkungan Luar Sistem (Environments) Bentuk apapun yang ada diluar sistem atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem-operasi sistem tersebut, disebut dengan lingkungan luar sistem. Environment dapat merugikan energy bagi sistem tersebut, sedang environments yang merugikan harus dikendalikan agar tidak menanggung kelangsungan sistem hidup
  • Penghubung Sistem (Interface) Merupakan media penghubung antara subsistem dengan subsistem akan menjadi masukkan untuk subsistem lainnya. Dengan demikian dapat terjadi satuan integrasi sistem yang membentuk satu kesatuan.
  • Masukan Sistem (Input) Adalah energy yang dimasukan kedalam sistem, masukan dapat berupa masukan perawatan (maintance input), yaitu energy yang dimasukan supaya sistem tersebut dapat beroperasi dan memasukan sinyal (signal input), yaitu energi yang diproses untuk mendapat keluaran.
  • Keluaran Sistem (Output) Adalah hasil energy yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain atau kepada supra sistem.
  • Pengolahan Sistem (Process) Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran, sebagai contoh sistem akuntansi, sistem ini mengolah data transaksi menjadi laporan yang dibutuhkan oleh semua pihak manajemen.
  • Sasaran (Objective) Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran. Apabila suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya. Sasaran dari sistem sangat menetukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan oleh sistem. Suatu sistem akan dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya.

Klasifikasi Sistem

    Klasifikasi sistem dapat dijelaskan suatu bentuk integrasi antara satu komponen dengan komponen lainnya, karena sistem memiliki sasaran yang berbeda untuk setiap kasus yang terjadi yang ada di dalam sistem tersebut. Sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang.

Adapun klasifikasi suatu sistem yang dimaksud adalah sebagai berikut :

  • Sistem Abstrak (Abstarct System) Sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak ada secara fisik. Contoh : Sistem teologi
  • Sistem Fisik (Physical System) Merupakan sistem yang ada secara fisik. Contoh : Sistem computer.
  • Sistem Alamiah (Natural System) Sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat oleh manusia. Contoh : Rotasi bumi.
  • Sistem Buatan Manusia (Human Made System) Sistem yang dirancang oleh manusia yang melibatkan interaksi antara manusia dengan mesin. Contoh : Mesin ATM.
  • Sistem Tertentu (Determinan System) Sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang dapat diprediksi. Contoh : Komputer.
  • Sistem Tak Tertentu (Probabilistik System) Sistem yang kondisinya masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung kemungkinan (probabilitas). Contoh : Sistem prakiraan ramalan cuaca.
  • Sistem Tertutup (Closed System) Sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh dengan lingkungan luarnya serta bekerja secara otomatis tanpa campur tangan dari pihak luar. Contoh : Assembling Sistem.
  • Sistem Terbuka (Open System) Sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Contoh : Sistem administrasi kepegawaian.

1.2 KONSEP DASAR INFORMASI

Definisi Data

Sumber informasi adalah data. Data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal datum atau data item. Terdapat beberapa pengertian data menurut beberapa ahli, diantaranya :

Data merupakan deskripsi dari suatu kejadian yang kita hadapi serta menggambarkan kesatuan nyata yang terjadi pada saat tertentu (Prabu,2006).
Data adalah fakta mengenai objek, orang dan lain-lain yang dinyatakan yang dinyatakan dengan nilai (Abdul, 2001)

Informasi tanpa adanya data maka informasi tersebut tidak akan terbentuk. Begitu pentingnya peranan data dalam terjadinya suatu informasi yang berkualitas. Keakuratan data sangat mempengaruhi terhadap keluaran informasi yang akan terbentuk.

Definisi Informasi

Informasi adalah data yang dirubah menjadi bentuk yang lebih berguna dan berarti bagi pihak yang menerimanya. Sedangkan data adalah suatu kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dari kesatuan nyata.

Menurut Barry E. Cushing, informasi didefinisikan sebagai hasil dari pengolahan data yang diorganisasikan dan berguna bagi orang atau pihak yang menerimanya. Informasi dikatakan berguna apabila mempunyai kualitas yang baik dalam membantu seorang menejer mengambil keputusan dan dapat menentukan kebijaksanaan-kebijaksanaan guna mencapai tujuan organisasi.

Informasi ibarat darah yang mengalir di dalam tubuh suatu organisasi, sehingga informasi ini sangat penting di dalam suatu organisasi. Informasi (information) dapat didefinisikan sebagai berikut:

Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya (Giandari, 2008)
Menurut Leitel dan Davis dalam bukunya “Accounting Information System” menjelaskan bahwa Informasi merupakan data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan serta lebih berarti bagi yang menerimanya (Taufik,2002).

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa “Informasi adalah sebagai data yang sudah diolah, dibentuk, atau dimanipulasi sesuai dengan keperluan tertentu”.

Kualitas Informasi 

Informasi ibarat darah yang mengalir dalam tubuh suatu organisasi sehingga begitu penting posisinya, sebab dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan dan berhubungan erat dengan nilai keputusan itu sendiri. Fungsi utama dari informasi adalah menambah pengetahuan atau mengurangi ketidakpastian pemakai informasi. Oleh karenanya kualitas informasi menjadi sangat penting. Kualitas informasi akan sangat tergantung kepada 3 hal seperti yang dikemukakan oleh Jogiyanto, yaitu sebagai berikut: 

a. Informasi harus akurat, Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan. Akurat berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. Mengapa informasi itu harus akurat? Sebab dari sumber informasi sampai ke penerima informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan (noise) yang dapat mengubah dan merusak informasi tersebut. 

b. Informasi harus tepat pada waktunya, Informasi yang dikirim atau diterima tidak boleh terlambat diterima si penerima, sebab informasi yang usang tidak akan mempunyai nilai lagi. Apalagi jika informasi tersebut merupakan dasar untuk dijadikan dalam pengambilan keputusan. Jika pengambilan keputusan terlambat maka berakibat fatal bagi suatu organisasi. Perlu dipahami, mahalnya informasi dikarenakan harus cepatnya didapat sehingga diperlukan teknologi informasi untuk mengolah dan mengirimkannya. 

c. Informasi harus relevan, Informasi harus memiliki manfaat bagi pemakainya dan relevansi informasi bagi setiap orang akan berbeda.

Nilai Informasi 

    Pada umumnya, nilai informasi ditentukan oleh 2 hal, yaitu manfaat dan biaya untuk mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai jika manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya untuk mendapatkannya. Kegunaan informasi adalah untuk mengurangi ketidakpastian di dalam proses pengambilan keputusan tentang keadaan. 

    Namun, perlu dipahami bahwa informasi yang digunakan di dalam suatu sistem informasi pada umumnya digunakan untuk beberapa kegunaan sehingga sulit untuk membandingkan suatu bagian informasi pada suatu masalah tertentu dengan biaya untuk mendapatkannya sebab sebagian besar informasi dinikmati tidak hanya oleh satu pihak di dalam manajemen. 

    Pengukuran nilai informasi pada umumnya dihubungkan dengan analisis cost effectiveness atau cost benefit. Menurut Tata Sutabri bahwa nilai informasi ini didasarkan kepada 10 sifat, yaitu (a) mudah diperoleh, (b) luas dan lengkap, (c) ketelitian, (d) kecocokan, (e) ketepatan waktu, (f) kejelasan, (g) keluwesan, (h) dapat dibuktikan, (i) tidak ada prasangka, dan (j) dapat diukur.

1.3 KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI

    Konsep dasar sistem informasi mencakup empat komponen utama, yaitu pemrosesan data, penyimpanan data, pengambilan keputusan, dan kontrol. Sistem informasi bertujuan untuk mengumpulkan data, mengubahnya menjadi informasi yang bermanfaat, menyimpannya secara efisien, memfasilitasi pengambilan keputusan yang lebih baik, dan mengendalikan akses terhadap informasi tersebut agar aman dan terlindungi. Dengan menerapkan konsep-konsep ini, organisasi dapat meningkatkan kinerja, efisiensi, dan produktivitas mereka.



BAB II 
TINJAUAN UMUM PENGEMBANGAN SISTEM

1.1 DEFINISI PENGEMBANGAN SISTEM

Pengembangan sistem (system development) dapat diartikan sebagai suatu kegiatan mengembangkan sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada.

1.2 ALASAN MENGAPA SUATU ORGANISASI PERLU PENGEMBANGAN SISTEM

Dengan adanya system informasi ini maka data-data dari waktu yang lama pun tentunya akan tersimpan dan terekam dengan baik sehingga dapat dicari lagi di kemudian hari untuk berbagai kebutuhan. Proses pencarian data yang cepat ini tentunya sangat menghemat waktu dan membantu organisasi dalam mengelola semua informasi.


1.3 MENGENAI PRINSIP DI DALAM PENGEMBANGAN SISTEM

PRINSIP PENGEMBANGAN SISTEM

  • Sistem yang dikembangkan adalah untuk manajeman
  • Sistem yang dikembangkan adalah investasi modal yang besar
  • Semua alternative yang ada harus diinvestigasi
  • Investasi yang terbaik harus bernilai
  • Sistem yang dikembangkan memerlukan orang yang terdidik
  • Tahapan kerja dan tugas-tugas yang harus dilakukan dalam proses pengembangan system.
  • Proses pengembangan system tidak harus urut
  • Jangan takut membatalkan proyek
  • Dokumentasi harus ada untuk pedoman dalam pengembangan system

1.4 TAHAPAN DI DALAM PENGEMBANGAN SISTEM

Untuk mengembangkan suatu sistem terdapat 6 langkah yang perlu dilaksanakan, berikut langkah-langkah pengembangkan sistem:

  • Perencanaan Sistem. 
  • Analisis Sistem. 
  • Perancangan Sistem secara Umum/Konseptual. 
  • Evaluasi dan Seleksi Sistem. 
  • Fase Perancangan Sistem secara Detail dan Review. 
  • Implementasi dan Pemeliharaan Sistem.



1.5 METODOLOGI DI DALAM PENGEMBANGAN SISTEM

Metodologi pengembangan perangkat lunak atau metodologi pengembangan sistem adalah suatu kerangka kerja yang digunakan untuk menstrukturkan, merencanakan, dan mengendalikan proses pengembangan suatu sistem informasi. 


    Metodologi yang digunakan dalam perancangan sistem penilaian kompetensi keahlian digital forensik adalah waterfall. Aktifitas-aktifitas dalam metodologi waterfall adalah : 
a. Analisys Merupakan tahap menganalisis hal-hal yang diperlukan dalam pelaksanaan pembangunan sistem penilaian kompetensi. 
b. Design Tahap penerjemahan dari data yang di analisis kedalam bentuk yang mudah dan dimengerti dan diinginkan oleh user. Desain dalam bentuk usecase, activity diagram, desain basis data, dan desain antarmuka sistem. 
c. Coding Tahap penerjemahan dari data atau pemecahan masalah yang telah didesain kedalam Bahasa pemrograman. Yaitu proses pembangunan sistem penilaian kompetensi keahlian digital forensik yang akan dibangun dalam bentuk web. 
d. Testing Merupakan tahap pengujian perangkat lunak yang akan dibangun.


1.6 PENDEKATAN-PENDEKATAN YANG DI GUNAKAN DALAM PENGEMBANGAN SISTEM

  1. Pendekatan Klasik dan Pendekatan Terstuktur adalah pendekatan pengembangan yang menggunakan tahap-tahap SDLC namun tidak dibekali teknik yang memadai, dengan pendekatan ini proses pengembangan relative mudah dan cepat karena disesuaikan dengan kebutuhan yang teridentifikasi selama proses berjalan namun pengembangan software menjadi sulit dan tidak terarah karena tidak ada acuan yang disepakati untuk digunakan sebagai alat komunikasi antar anggota tim, walaupun biaya perencanaan, analisis, dan desain bias ditekan namun biaya pemeliharaan menjadi mahal akibat ketidak-sempurnaan sistem yang dikembangkan akan menyulitkan pemeliharaan. Kemungkinan terjadi kesalahan akibat tidak dilakukannya pengujian selama proses pengembangan, keberhasilan kurang terjamin karena banyak asumsi yang diterapkan, dan terjadi kesulitan dalam penerapan sistem karena ketidaksesuaian dengan pemakai. Pendekatan terstruktur berkembang sejak tahun 1970an sebagai jawaban dari kegagalan sistem klasik, yaitu dengan mengembangkan penggunaan alat-alat, teknik-teknik, dan dokumentasi yang digunakan sebagai acuan dalam pengambangan dan komunikasi. Pendekatan terstuktur ini menghasilkan beberapa metodologi pengembangan sistem. Dengan pendekatan ini masalah yang kompleks di dekomposisi menjadi masalah yang lebih sederhana dan terkendali sehingga hasil pengembangannya menjadi mudah dipelihara, fleksibel, sesuai dengan pemakai, tepat waktu, dan kualitas yang terjamin. 
  1. Pendekatan Sepotong dan Pendekatan Sistem Pendekatan sepotong (piecemeal) adalah pendekatan yang menekankan pada satu titik permasalahan tertentu yang terjadi dalam subsistem perusahaan. Pendekatan ini efektif jika ditinjau dari pencapaian tujuan subsistem itu namun bisa terjadi ketidak-sesuaian dengan tujuan perusahaan secara keseluruhan. Pendekatan sistem melihat sebagai suatu integrasi, sehingga setiap bagian yang dikembangkan harus memperhatikan bagian-bagian yang lain dan tujuan perusahaan secara keseluruhan, dengan pendekatan sistem diharapkan terjadi efisiensi yang menyeluruh.
  1. Pendekatan Bawah-Naik dan Pendekatan Atas-Turun Pendekatan bawah-naik atau Bottom-Up dimulai dari level bawah organisasi, yaitu level operasional tempat dilakukannya transaksi. Menekankan pada data, sedang informasi yang akan dihasilkan menyusul ketersediaan data, pendekatan ini disebut data analysis. Pendekatan atas-turun atau Top-Down dimulai dari level atas organisasi dengan menetapkan rencana strategis, dimuli dengan mendefinisikan sasaran dan kebijakan organisasi. Setelah kebutuhan informasi ditetapkanp maka turun ke penentuan output, input, basis data, prosedur operasi, dan control, pendekatan in disebut sebagai decision analysis.
  1. Pendekatan Menyeluruh dan Pendekatan Modular Pendekatan menyeluruh merupakan pendekatan pengembangan sistem secara serentak dan menyeluruh. Pendekatan ini dapat digunakan untuk sistem kecil atau sederhana. Untuk sistem yang kompleks pendekatan ini menjadi tidak implementatif. Pendekatan modular berusaha memecah sistem yang kompleks menjadi beberapa bagian yang sederhana, sehingga sistem akan lebih mudah untuk dikembangkan.

1.7 ALAT DAN TEKNIK YANG DI GUNAKAN DALAM PENGEMBANGAN SISTEM
  • HIPO diagram, digunakan di metodologi HIPO dan di metodologi yang lainnya.
  • Data flow diagram, digunakan di metodologi structured systems analysis and design.
  • Structured chart, digunakan di metodologi SADT.
  • Warnier/ Orr diagram, digunakan di metodologi Jakson System Development.
  • Jakson’s diagram, digunakan di metodologi Jakson System Development.
  • Bagan alir sistem (systems flowchart).
  • Bagan alir program (program flowchart) yang dapat berupa: Bagan alir logika program (program logic flowchart) dan Bagan alir program komputer terinci (detailed computer program flowchart).
  • Bagan alir kertas kerja (paperwork flowchart) atau disebut juga dengan bagan alir formulir (form flowchart).
  • Bagan alir hubungan database (database relationship flowchart).
  • Bagan alir proses (process flowchart).
  • Gantt chart.
3.    Bagan untuk menggambarkan hubungan personil (personal relationship charting).
  • Bagan distribusi kerja (working distribution chart).
  • Bagan organisasi (organization chart).
b. Teknik menemukan fakta (fact finding techniques), yaitu teknik yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data dan menemukan fakta – fakta dalam kegiatan memperlajari sistem yang ada. Teknik – teknik ini diantaranya adalah:
  • Wawancara (interview)
  • Observasi (oberservation)
  • Daftar pertanyaan (questioners)
  • Pengumpulan sampel (sampling)
e. Teknik inspeksi/walkthrough

Alat – alat pengembangan sistem yang berbentuk grafik diantaranya adalah sebagai berikut ini.

 

Disamping alat – alat berbentuk grafik yang digunakan pada suatu metodologi, masih terdapat beberapa alat berbentuk grafik yang sifatnya umum, yaitu dapat digunakan di semua metodologi yang ada. 

 

Alat – alat ini berupa suatu bagan. Bagan dapat diklasifikasikan sebagai berikut ini. 

1.    Bagan untuk menggambarkan aktivitas (activity charting):

2.    Bagan untuk menggambarkan tata letak (layout charting).

 

Teknik yang tersedia untuk pengembangan sistem biasanya tidak khusus untuk suatu metodologi tertentu, tetapi dapat digunakan di semua metodologi yang ada. 

 

Teknik – teknik yang dapat digunakan adalah:

a. Teknik manajemen proyek, yaitu CPM (Critical Path Method) dan PERT (Program Evaluation and Review Technique). Teknik ini digunakan untuk penjadwalan proyek.

c. Teknik analisis biaya/manfaat (cost-effectiveness analysis atau cost-benefit analysis)

d. Teknik untuk menjalankan rapat



BAB III
KEBIJAKAN DAN PERANCANGAN SISTEM



    Kebijakan sistem, tahap awal ketika membangun sebuah sistem. Kebijakan adalah perintah yang dikeluarkan dari top menejer ke middle menejer. isi perintah tersebut adalah perusahaan perlu melakukan pengembangan sistem, karena dirasa banyak kelemahan kelemahan yang terjadi jika perusahaan jika masih menetapkan sistem secara manual tanpa sistem informasi di dalamnya. sudah waktunya perusahaan butuh pengembangan sistem.

     Pada top jumlahnya sedikit karena top manajer harus memiliki skill yang cukup mumpuni dari segala aspek, top manajer juga bertugas untuk menyuruh middle dan lower sehingga jumlah top manajer tidak boleh banyak, hal ini bertujuan untuk mengatasi perbedaan perintah dari setiap top manajer.

    Middle membuat team plannning staff, fungsinya adalah merencanakan hal hal apa saja yang dibutuhkan apa saja dalam pengembangan sistem dan perlu diadakan perencanaan sistem. contohnya seperti :

1. Dana

2.Waktu

3. SDM (Internal maupun eksternal)


    Sistem Informasi memiliki pengertian suatu sistem yang memiliki fungsi menghasilkan informasi-informasi yang dibutuhkan pihak user. Komponen yang termasuk sistem informasi meliputi infrastruktur hardware, Software dan ketersediaan sumber daya manusia bidang teknologi informasi. Proyek sistem informasi mencakup sebagian atau keseluruhan dari rangkaian aktivitas rekayasa pembangunan sistem informasi.

Contoh-contoh proyek sistem informasi :

1. Proyek sistem informasi untuk mendukung pelaksanaan pemilu

2. Proyek pembangunan infrastruktur E-Government di Jawa Tengah

3. Proyek pengembangan sistem CRM (Customer Relationship Management) pada di PT Garuda.


Perbedaan karakteristik proyek sistem informasi dibandingkan dengan proyek bidang lain adalah sebagai berikut :

1. Memiliki tujuan untuk menghasilkan produk yang bersifat intangible (tidak dapat diraba/perkirakan, tidak dapat dinyatakan secara jelas) seperti perangkat lunak, database, jaringan yang sulit untuk mengukur nilai manfaat dari produk tersebut.

2. Melibatkan teknologi yang sangat cepat usang, karena perkembangan yang sangat cepat.

3. Membutuhkan beragam sumber daya manusia dengan keahlian dan kompetensi yang beragam.

    Suatu sistem informasi dapat dikembangkan karena adanya kebijakan dan perencanaan telebih dahulu. Tanpa adanya perencanaan sistem yang baik, pengembangan sistem tidak akan dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Tanpa adanya kebijakan pengembangan sistem oleh top manajemen, maka pengembangan sistem tidak akan mendapat dukungan dari manajemen puncak tersebut.



BAB IV
ANALISA SISTEM


A.    Definisi Analisis Sistem

Analisis sistem adalah proses yang dilakukan untuk memahami, merancang, mengatur, dan memperbaiki suatu sistem. Ini melibatkan pemahaman terhadap komponen-komponen sistem, interaksi di antara komponen-komponen tersebut, serta dampak dari sistem itu sendiri terhadap lingkungan di sekitarnya. Dalam konteks teknologi informasi dan manajemen sistem, analisis sistem adalah tahap awal dari siklus pengembangan sistem yang melibatkan pengumpulan informasi tentang kebutuhan, masalah, atau peluang dalam suatu lingkungan bisnis atau organisasi.

B.    Tahapan Analisis Sistem

1.     Indentify

Dalam tahapan analisis sistem, proses "identify" (identifikasi) merujuk pada langkah-langkah awal yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan memahami masalah, kebutuhan, atau peluang yang memerlukan perhatian dalam suatu sistem. Tahapan ini penting karena membantu untuk menetapkan arah dan ruang lingkup analisis yang akan dilakukan.

Berikut adalah beberapa langkah yang biasanya tercakup dalam tahapan "identify" dalam analisis sistem:

a.    Pemahaman tentang Konteks Sistem : Memahami secara menyeluruh tentang sistem yang sedang dianalisis. Ini meliputi pemahaman terhadap tujuan sistem, bagaimana sistem itu bekerja, dan siapa yang terlibat dalam penggunaan atau operasi sistem tersebut.

b.    Identifikasi Pemangku Kepentingan (Stakeholders) : Mengidentifikasi semua pihak yang terlibat atau terpengaruh oleh sistem yang sedang dianalisis. Ini bisa termasuk pengguna langsung, pemilik sistem, manajemen, atau departemen yang terlibat.

c.    Penentuan Masalah atau Peluang: Mencari dan mengidentifikasi masalah yang ada dalam sistem atau peluang untuk meningkatkan sistem. Ini bisa melibatkan wawancara dengan pemangku kepentingan, analisis dokumen, atau observasi langsung terhadap operasi sistem.

d.    Pengumpulan Informasi Awal: Memulai proses pengumpulan data dan informasi yang relevan terkait dengan masalah atau peluang yang diidentifikasi. Ini bisa mencakup data transaksional, dokumen sistem, wawancara, atau survei.

e.    Penyusunan Tujuan Analisis: Mengatur tujuan dan lingkup analisis yang akan dilakukan. Ini melibatkan menetapkan batasan dalam hal apa yang akan dianalisis, kapan analisis akan dilakukan, dan hasil yang diharapkan.

 

Langkah "identify" dalam analisis sistem memberikan dasar yang kuat untuk memulai proses analisis dengan memastikan pemahaman yang baik tentang tujuan dan kendala sistem yang akan dianalisis. Dengan melakukan identifikasi yang cermat, analis sistem dapat fokus pada aspek-aspek penting yang perlu diperbaiki atau ditingkatkan dalam sistem yang ada.


2.     Understand

Dalam tahapan "understand" (memahami) adalah langkah yang fokus pada pemahaman yang mendalam terhadap sistem yang sedang dianalisis. Tahapan ini melibatkan pengumpulan data, informasi, dan pemahaman yang lebih dalam terkait dengan operasi, kebutuhan, masalah, dan lingkungan di sekitar sistem tersebut.

Tahapan "understand" sangat penting karena memberikan landasan yang kuat untuk tahap-tahap selanjutnya dalam analisis sistem. Memiliki pemahaman yang baik tentang bagaimana sistem beroperasi, apa yang diinginkan oleh pemangku kepentingan, serta masalah-masalah yang ada, akan membantu dalam merancang solusi yang sesuai dan efektif.


3.     Analyze

Dalam tahapan "analyze" (analisis) merupakan langkah yang melibatkan evaluasi mendalam terhadap informasi yang telah dikumpulkan untuk memahami lebih detail bagaimana sistem beroperasi, mengidentifikasi masalah yang ada, dan merumuskan solusi atau perbaikan yang tepat.

Tahap "analyze" dalam analisis sistem sangat penting karena membantu dalam mengidentifikasi akar masalah dan menemukan solusi yang tepat untuk meningkatkan kinerja atau mengatasi masalah yang ada dalam sistem yang sedang dianalisis. Hal ini juga menjadi dasar untuk perancangan solusi yang akan diimplementasikan pada tahapan selanjutnya.


4.     Report

Dalam tahapan "report" (pelaporan) adalah langkah di mana hasil dari analisis yang telah dilakukan disampaikan dalam bentuk laporan atau dokumen yang terstruktur kepada pemangku kepentingan (stakeholders), manajemen, atau pihak terkait lainnya. Tujuannya adalah untuk memberikan pemahaman yang jelas tentang kondisi sistem, masalah yang diidentifikasi, dan solusi yang diusulkan.

Tahapan "report" dalam analisis sistem memastikan bahwa temuan, rekomendasi, dan langkah-langkah yang diperlukan telah didokumentasikan secara jelas dan komprehensif. Ini memungkinkan para pemangku kepentingan untuk memahami dengan baik kondisi sistem, masalah yang dihadapi, serta solusi yang diusulkan untuk meningkatkan kinerja atau efektivitas sistem yang ada.


                                            BAB V

                    TEKNIK PENGUMPULAN DATA


5.1. TEKNIK WAWANCARA

        Wawancara (interview) telah diakui sebagai teknik pengumpulan data/fakta yang penting dan banyak dilakukan dalam pengembangan sistem informasi. Wawancara memungkinkan analis sistem sebagai pewawancara (interviewer) untuk mengumpulkan data secara tatap muka langsung dengan orang yang diwawancarai (interviewee).


A.     Mempersiapkan Wawancara

  1. Aturlah pertemuan dengan orang yang akan diwawancarai terlebih dahulu.
  2. Utarakanlah maksud dari wawancara.
  3. Aturlah waktu wawancara yang paling tepat supaya tidak mengganggu kerja dari orang yang diwawancarai.
  4. Buatlah jadwal wawancara terlebih dahulu, bila wawancara akan dilakukan beberapa kali atau oleh pewawancara yang berbeda dan orang yang diwawancarai juga berbeda.
  5. Buatlah suatu panduan wawancara (interview guide) supaya wawancara dapat berjalan dengan lancar.  Interview guide adalah daftar pengecekan (checklist) dari pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan oleh pewawancara serta penjadwalan waktunya.

B.  Melakukan Wawancara

  1. Mengenalkan diri terlebih dahulu siapa sebenarnya Anda.
  2. Menjelaskan apa tujuan dari wawancara ini dan hubungannya dengan proyek sistem informasi yang sedang dikembangkan.
  3. Menjelaskan peranan-peranan yang akan diberikan oleh orang yang diwawancarai dari hasil wawancara ini.
  4. Jagalah suasana wawancara tetap santai, tetapi terarah dan menyenangkan.
  5. Mintalah pendapat-pendapat atau ide-ide tambahan yang mungkin belum diungkapkan.
  6. Pada akhir wawancara, bacakanlah rangkuman-rangkuman dari hasil wawancara dan mintalah kepada yang diwawancarai untuk membetulkan bila ada hal-hal yang tidak sesuai.
  7. Ucapkanlah terima kasih bila wawancara telah selesai serta mintalah kesediaan kembali untuk dihubungi atau untuk diadakan wawancara lagi bilamana perlu.


5.2. TEKNIK OBSERVASI

       Observasi atau pengamatan merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang cukup efektif untuk mempelajari suatu sistem. Observasi adalah pengamatan langsung suatu kegiatan yang sedang dilakukan.


A.   Petunjuk melakukan observasi

Untuk melakukan observasi, hal-hal berikut ini harus dilakukan:

a. Rencanakan terlebih dahulu observasi yang akan dilakukan, meliputi:

-       apa yang akan diobservasi;

-       dimana letak lokasi observasi;

-       kapan observasi akan dilakukan;

-       siapa yang melaksanakan observasi ini;

-       siapa yang akan diobservasi;

-       bagaimana melaksanakan observasi ini.

b. Minta ijin terlebih dahulu dari manajer atau pegawai-pegawai yang terlibat

c. Bertindaklah Dengan rendah hati (low profile)

d. Lengkapilah dengan catatan selama observasi berlangsung

e. Kaji-ulanglah hasil observasi dengan individu-individu yang terlibat


5.3. TEKNIK DAFTAR PERTANYAAN

      Adalah suatu daftar yang berisi dengan pertanyaan-pertanyaan untuk tujuan khusus yang memungkinkan analis sistem untuk mengumpulkan data dan pendapat dari responden-responden yang dipilih. Daftar pertanyaan ini kemudian akan dikirimkan kepada responden yang akan mengisinya sesuai dengan pendapat mereka. Penggunaan daftar pertanyaan ini mendapat banyak kritikan karena diragukan hasilnya. Akan tetapi untuk mengumpulkan data dari jumlah sumber yang banyak, cara ini lebih efisien dibandingkan teknik pengumpulan data yang lain.

A.   Tipe dari daftar pertanyaan

Ada dua macam format dari daftar pertanyaan, yaitu format bebas (free format) dan format pasti (fixed format). Dalam suatu daftar pertanyaan dapat hanya berbentuk format bebas saja atau format pasti saja atau berisi gabungan dari keduanya.

  1. Daftar Pertanyaan Format Bebas : berisi dengan pertanyaan-pertanyaan yang harus diisi oleh responden ditempat yang sudah disediakan.

Contoh pertanyaan dengan format pertanyaan bebas yang diajukan di dalam divisi penjualan:

Bagaimanakah strategi yang digunakan oleh Perusahaan Anda dalam memperkenalkan produk baru perusahaan Anda tsb?

    2. Format Pasti : berisi dengan pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya sudah pasti            dengan memilih jawaban yang tersedia. Hasil dari daftar pertanyaan tipe ini akan lebih mudah untuk ditabulasi dan diisi oleh responden. Daftar pertanyaan tipe ini mempunyai beberapa bentuk pertanyaan.

1.        Check-off questions : macam dari pertanyaan-pertanyaan ini dibuat sehingga responden dapat memeriksa (check-off) jawaban-jawaban yang sesuai.

2.   Yes/No questions : macam dari pertanyaan-pertanyaan ini memungkinkan responden untuk menjawab ‘ya’ atau ‘tidak’.

3.  Opinion/Choice questions :  macam dari pertanyaan-pertanyaan ini memungkinkan responden untuk memberikan pendapatnya.


A.       Petunjuk Membuat Daftar Pertanyaan

  1. Rencanakanlah terlebih dahulu fakta-fakta atau opini-opini apa saja yang ingin dikumpulkan.
  2. Berdasarkan fakta-fakta atau opini-opini tersebut, tentukanlah tipe dari daftar pertanyaan yang paling tepat untuk masing-masing fakta atau opini tersebut.
  3.  Tuliskan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan.
  4. Uji daftar pertanyaan ini kepada responden yang kecil terlebih dahulu.
  5. Perbanyaklah dan distribusikanlah daftar pertanyaan yang sudah dianggap baik ini.


BAB VI

DESAIN SISTEM

  1. Arti Desain Sistem
    1. Tahap setelah analisis sistem dari siklus pengembangan sistem
    2. Menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk
    3. Mengkonfigurasi dari komponen-komponen perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu sistem

 

  1. Tujuan Desain Sistem
    1. Untuk memenuhi kebutuhan kepada pemakai sistem
    2. Untuk memberikan gambaran yg jelas dan rancang bangun yg lengkap kepada pemrogram computer

 

  1. Tekanan-Tekanan Desain

Tekanan-Tekanan Desain adalah tekanan-tekanan yg harus dipertimbangkan dlm mendesain suatu sistem informasi supaya dapat mengena sasarannya. Perancang sistem informasi harus memperhatikan sejumlah Tekanan-Tekanan Desain yg mempengaruhi kerjanya, yaitu:

  1. Kualitas dan kegunaan informasi
  2. Kebutuhan-kebutuhan sistem
  3. Kebutuhan-kebutuhan pengolahan data
  4. Faktor-faktor organisasi
  5. Kebutuhan-kebutuhan biaya-efektivitas
  6. Faktor-faktor manusia
  7. Kebutuhan-kebutuhan kelayakan : kelayakan operasi, kelayakan teknik, kelayakan jadwal, kelayakan biaya dan kelayakan hukum.

1. Kualitas dan kegunaan informasi

Sistem informasi harus dapat menghasilkan informasi yg berkualitas, yaitu tepat waktunya (timely), tepat nilainya (accurate) dan relevan (relevance).

2. Kebutuhan-kebutuhan sistem

  1. Keandalan-> menunjukkan seberapa besar sistem dapat diandalkan utk melakukan suatu proses yg dapat dipercaya dan dibutuhkan
  2. Ketersediaan-> berarti bahwa sistem mudah diakses oleh user
  3. Keluwesan-> menunjukkan bahwa sistem mudah beradaptasi dengan memuaskan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan user yg berubah
  4. Kemudahan diperlihara

Setelah sistem diterapkan,maka sistem harus dipelihara misalnya hal-hal yg tidak berfungsi harus dikoreksi, permintaan-permintaan khusus harus dipenuhi dan peningkatan-peningkatan sistem secara umum hrs dilakukan.

3. Kebutuhan-kebutuhan pengolahan data

  1. Volume-> menunjukkan volume data yg terlibat dalam pengolahan data. Volume menunjukkan jml dari data yg harus diproses dalam satu periode waktu tertentu.
  2. Hambatan waktu pengolahan-> menunjukkan jml dari wkt yg dpt diterima saat data siap diproses sampai informasi dihasilkan.
  3. Permintaan perhitungan-> merupakan model-model matematik yg harus diterapkan shg informasi dapat dihasilkan sesuai dgn yg diinginkan oleh user.

4. Faktor-faktor organisasi

  1. Sifat Organisasi -> untuk mengidentifikasi dan memahami kebutuhan informasi bagi suatu organisasi yg tertentu, pertama kali yg perlu dipahami adalah sifat organisasi.
  2. Tipe Organisasi -> dpt dikategorikan sbb:
    1. Organisasi fungsional, yaitu setiap manajer bertanggung jawab utk area fungsi tertentu, misal produksi, marketing dll
    2. Organisasi divisional, yaitu tiap-tiap manajer divisi bertanggung jawab terhadap semua fungsi dlm divisinya
    3. Organisasi matrik, yaitu beberapa manajer mempunyai tanggung jawab bersama thd suatu fungsi dlm suatu proyek

Utk masing-masing tipe organisasi ini, satu dengan yg lainnya kebutuhan informasinya juga berbeda.

  1. Ukuran Organisasi -> semakin besar ukuran organisasi, semakin banyak informasi yg dibutuhkan.
  2. Struktur Organisasi -> juga merupakan faktor yg mempengaruhi kebutuhan informasi. Cth: tanggungjawab thd manajemen persediaan dapat berada pada tanggungjawab departemen produksi di suatu organisasi atau dapat berada pada tanggungjawab departemen pembelian pd organisasi yg lain. Pd departemen produksi biasanya membutuhkan informasi mengenai ketersediaan persediaan, perputaran persediaan dan kualitasnya. Sedangkan pd departemen pembelian lebih membutuhkan inf. Mengenai harga dan pemasok.
  3. Gaya Manajemen -> terdapat 2 gaya manajemen tersebut yaitu:
    1. Gaya manajemen yg Otokratik lebih senang dengan sistem informasi yg terpusat (centralized).
    2. Gaya manajemen yg Demokratik lebih senang dengan sistem informasi yg tersebar (decentralized).

5. Kebutuhan-kebutuhan biaya-efektivitas

Desain sistem informasi perlu dipertimbangkan antara biaya utk memeprolehnya dengan manfaat informasi yg dihasilkan.

6. Faktor-faktor manusia

Analis sistem hrs mencoba utk dapat mendesain sistem yg dapat diterima oleh semua pemakainnya, tidak hanya satu atau dua orang pemakai saja. Sistem informasi yg didesain dengan memperhatikan faktor-faktor manusianya akan didapat sistem informasi dengan user interface yg baik dan dapat meningkatkan produktifitas pemakainya.

7. Kebutuhan-kebutuhan kelayakan

Lima macam kelayakan hrs tetap diperhitungkan dlm desain sistem informasi. Lima macam kelayakan ini adalah kelayakan teknik, kelayakan ekonomi, kelayakan jadwal, kelayakan operasi dan kelayakan hukum. Walaupun kelayakan-kelayakan ini tekah dinilai pada tahap perencanaan sistem, tetapi dlm tahap desain sistem juga harus dipertimbangkan kembali, karena kemungkinan apa yg direncanakan di tahap perencanaan sistem mungkin di tahap desain sistem mengalami perubahan-perubahan.


BAB VII

DESAIN SISTEM SECARA UMUM

 

Tujuan dari desain sistem secara umum adalah untuk memberikan gambaran secara umum kepada user tentang sistem yang baru.

Pada tahap desain secara umum, komponen-komponen sistem informasi dirancang dengan tujuan untuk dikomunikasikan kepada user. Komponen sistem informasi yang didesain adalah model, output, input, database, teknologi & kontrol.

 

  1. Desain Model Secara Umum

Sistem analis dapat mendesain model dari sistem informasi yang diusulkan dalam bentuk Physical System & Logical Model. Bentuk Physical System dapat digambarkan dengan system flowchart. Dan Logical Model dapat digambarkan dengan Data Flow Diagram (DFD).

Data Flow Diagram

Data Flow Diagram digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika.

1.     Simbol yang digunakan dalam Data Flow Diagram

1.External Entity (Kesatuan Luar)

                  2.Data Flow (Arus Data)

3.Process (Proses)

4.Data Store (Simpanan Data) 

 

1.External Entity (Kesatuan Luar)

Kesatuan luar merupakan kesatuan (entity) di lingkungan luar sistem yang dapat berupa orang, organisasi, atau sistem lainnya yang berada di lingkungan luarnya yang akan memberikan input atau menerima output dari sistem. Kesatuan luar dapat berupa:

a.     Suatu kantor, departemen, atau divisi dlm perusahaan

b.     Orang atau sekelompok orang di organisasi tsb

c.     Suatu organisasi atau orang yg berada di luar organisasi seperti misalnya langganan, pemasok

d.     Penerima akhir dari suatu laporan yang dihasilkan oleh sistem

Simbol: kesatuan luar dapat digambarkan dengan suatu notasi kotak.


2. Data Flow (Arus Data)

Arus data mengalir diantara proses, simpanan data dan kesatuan luar. Arus data ini menunjukkan arus dari data yang dapat berupa masukan untuk sistem atau hasil dari proses sistem dan dapat berbentuk sbb:

a.     Formulir atau dokumen yang digunakan di perusahaan

b.     Laporan tercetak yang dihasilkan oleh sistem

c.     Masukan data untuk komputer

d.     Data yang dibaca atau direkamkan ke suatu file

e.     Suatu isian yang dicatat pada buku agenda

Simbol: Arus data dapat digambarkan dengan suatu panah  


3. Procces (Proses)

Suatu proses adalah kegiatan atau kerja yang dilakukan oleh orang, mesin atau komputer dari hasil suatu arus data yang masuk ke dalam proses untuk dihasilkan arus data yang akan keluar dari proses.

Simbol : Proses dapat digambarkan dengan suatu lingkaran.


4. Data Store (Simpanan Data) 

Simpanan data merupakan simpanan dari data yang dapat berupa: a. Suatu file atau database di sistem komputer b. Suatu arsip atau catatan manual c. Suatu tabel acuan manual d. Suatu agenda atau buku 

Simbol: 


 2. Bentuk Data Flow Diagram

Terdapat 2 bentuk Data Flow Diagram  yaitu Physical Data Flow Diagram (Diag. Arus Dt Fisik) dan Logical Data Flow Diagram (Diag. Arus Dt Logika). Data Flow Diagram

No

Kesatuan luar

input

Output

1

Mahasiswa

Biodata mahasiswa

Kartu mahasiswa

Fisik lebih tepat digunakan untuk menggambarkan sistem yang ada (sistem lama) dan lebih menekankan pada bagaimana proses dari sistem yang diterapkan. Sedangkan diagram arus data logika digunakan utk menggambarkan sistem yang akan diusulkan dan lebih menekankan proses-proses apa yang terdapat dalam sistem.


3. Pedoman Menggambarkan Data Flow Diagram

1.    1.     Identifikasikan terlebih dahulu semua kesatuan luar yang terlibat di sistem.

2.    2.     Identifikasikan semua input dan output yang terlibat dengan kesatuan luar.

2. 3.  Gambarkanlah terlebih dahulu suatu diagram konteks. Dari diagram konteks ini akan digambar dengan lebih terinci lagi yang disebut dengan level 0. Tiap-tiap proses di level 0 akan digambar secara lebih terinci lagi disebut dengan level 1. Tiap-tiap proses di level 1 akan digambar secara lebih terinci lagi disebut dengan level 2 dst sampai tiap-tiap proses tidak dapat digambar lebih terinci lagi.

1.  4.     Gambarlah bagan berjenjang untuk semua proses yang ada di sistem terlebih dahulu. Bagan berjenjang digunakan untuk mempersiapkan penggambaran DAD ke level-level lebih bawah lagi.

1.  5.   Gambarlah sketsa DAD untuk diagram level 0 berdasarkan proses di bagan berjenjang.

1.  6.    Gambarlah DAD utk level-level berikutnya yaitu level 1 dst utk tiap-tiap proses yg dipecah-pecah sesuai dengan bagan berjenjangnya.

 

BAB VIII 

DESAIN SISTEM TERINCI


A. Tujuan Desain Sistem Terinci 
B. Komponen-komponen yang terdapat di dalam Desain Sistem Terinci


1. DESAIN INPUT TERINCI 
Masukan (input) merupakan awal dimulainya proses informasi. Bahan mentah dari informasi adalah data yg terjadi dari transaksi-transaksi yg dilakukan oleh organisasi.. Data hasil dari transaksi merupakan masukan untuk sistem informasi. Dokumen dasar merupakan formulir yang digunakan untuk menangkap (capture) data yang terjadi. Data yang sudah dicatat di dokumen dasar kemudian dimasukkan sebagai input ke sistem informasi untuk diolah. 

MENGATUR TATA LETAK ISI INPUT 
Tujuannya: 
1. Bagi pemakai sistem digunakan untuk menilai isi dan bentuk dari input apakah sudah sesuai dengan yang diinginkan atau belum. 
2. Bagi programmer akan digunakan sebagai dasar pembuatan program untuk menghasilkan input yang diinginkan. Programmer membutuhkan desain input ini untuk menentukan posisi kolom, baris dan informasi yang harus disajikan di suatu input.


2. DESAIN OUTPUT TERINCI 
    Pada tahap desain output secara umum, desain output ini hanya dimaksudkan untuk menentukan kebutuhan output dari sistem baru. Output apa saja yang dibutuhkan untuk sistem yang baru? Desain output secara umum dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan ini. Bagaimana dan seperti apa bentuk dari output-output tersebut? Desain output terinci dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan ini. Desain output yang akan dibahas pada bab ini adalah untuk output berbentuk laporan di media keras seperti kertas. Desain output di media lunak dalam bentuk dialog di layar terminal akan dibahas selanjutnya. 

Bentuk Laporan 
    Bentuk dari laporan yang dihasilkan oleh sistem informasi, yang paling banyak digunakan adalah dalam bentuk tabel dan berbentuk grafik atau bagan. 

MENGATUR TATA LETAK ISI OUTPUT 
    Pengaturan isi dari output akan secara langsung menentukan kemudahan dari output untuk dipahami dan dimengerti. Pengaturan tata letak output merupakan pekerjaan desain yang penting dan sangat diperlukan baik bagi pemakai sistem maupun bagi programmer. Bagi pemakai sistem digunakan untuk menilai isi dan bentuk dari output apakah sudah sesuai dengan yang diinginkan atau belum. 
    Bagi programmer akan digunakan sebagai dasar pembuatan program untuk menghasilkan output yang diinginkan. Programmer membutuhkan desain output ini untuk menentukan posisi kolom, baris dan informasi yang harus disajikan di suatu output. Pengaturan tata letak isi output yg akan dicetak di printer dapat digunakan alat bagan tata letak printer (printer layout chart) dan kamus data output.

3. DESAIN DIALOG LAYAR TERMINAL 
    Merupakan rancang bangun dari percakapan antara pemakai sistem (user) dengan komputer. Percakapan ini dapat terdiri dari proses memasukkan data ke sistem, menampilkan output informasi kepada user atau dapat keduanya.
Terdapat beberapa strategi membuat dialog layar komputer: 
1. MENU
    Banyak digunakan dalam dialog karena merupakan jalur pemakai (user interface) yang mudah dipahami dan mudah digunakan. Menu berisi dengan beberapa alternatif atau option atau pilihan yang disajikan kepada user. User dapat memilih pilihan di menu dengan cara menekan tombol angka atau huruf yang dihubungkan dengan pilihan tersebut. 
2. Kumpulan Instruksi (Instruction Set)
    Strategi dialog ini dilakukan dengan menuliskan suatu instruksi oleh user dan sistem akan mengartikan instruksi ini serta memberikan respon jawaban. 
3. Dialog 
    Pertanyaan/Jawaban (Question/Answer Dialog). Sistem akan menampilkan terlebih dahulu pertanyaan dan user menjawabnya untuk mendapatkan respon lebih lanjut dari sistem.


4. DESAIN DATABASE TERINCI 
    Di tahap desain secara umum sebelumnya, desain database hanya dimaksudkan untuk mengidentifikasikan kebutuhan file-file database yang diperlukan oleh sistem informasi saja. Pada tahap desain terinci ini, desain database dimaksudkan untuk mendefiniskan isi atau struktur dari tiap-tiap file yang telah diidentifikasikan di desain secara umum. 
    Elemen-elemen data di suatu file database harus dapat digunakan untuk pembuatan suatu output. Demikian juga dengan input yang akan direkamkan di database, file-file database harus mempunyai elemen-elemen untuk menampung input yang dimasukkan. Untuk dapat merancang database terinci digunakan teknik normalisasi.


5. DESAIN TEKNOLOGI TERINCI 
    Pada desain teknologi secara umum telah ditentukan jenis dan jumlah dari teknologi yang akan digunakan. Yang belum didefinisikan secara pasti pada tahap ini adalah kapasitas dari teknologi simpanan luar yang akan digunakan. Kapasitas simpanan luar yang telah didefinisikan pada tahap desain secara umum hanya ditaksir secara kira-kira terlebih dahulu berdasarkan pengalaman analis sistem. 
    Setelah file-file database berhasil didesain secara rinci, kebutuhan kapasitas simpanan luar sekarang dapat dihitung dengan lebih tepat. Besarnya kapasitas simpanan luar yg dibutuhkan oleh sistem informasi dapat dihitung berdasarkan besarnya file-file database yg akan menyimpan data untuk satu periode tertentu.



BAB IX 

PERANGKAT PERMODELAN SISTEM


Ada beberapa perangkat permodelan sistem yang digunakan dalam merancang sistem, yaitu: 
1. System Procedure Diagram (flowmap) 
    Digunakan untuk mendefinisikan hubungan antara bagian (pelaku proses), proses (manual atau berbasis komputer) dan aliran data (dalam bentuk dokumen masukan dan keluaran).  

System Procedure Diagram menggunakan simbol-simbol sebagai berikut:



2. Entity Relational Diagram (ERD) 
    Merupakan jaringan yang menggunakan susunan data yang disimpan dari sistem secara abstrak. Tujuan dari Entity Relational ini adalah untuk menunjukkan objek data dan relationship yang ada pada objek tersebut. Di samping itu Model ER ini merupakan salah satu alat untuk perancangan dalam basis data.
1. Komponen ERD 
   1. Entity: suatu objek yang dapat dibedakan atau dapat diidentifikasikan secara unik dengan        objek lainnya. 
        Simbol : 


   2. Relationship: hubungan yang terjadi antara satu entity dengan entity lainnya. 
        Simbol: 


   3. Atribut : karakteristik dari Entity yang menyediakan penjelasan detail tentang entity                tersebut. 
       Simbol : 





2. Derajat Relationship 
    1. Unary (Derajat satu): satu buah relationship menghubungkan satu buah entity. 
    2. Binary (Derajat Dua): satu buah relationship menghubungkan dua buah entity. 
    3. Ternary (Derajat Tiga): satu buah relationship menghubungkan tiga buah entity.

3. Cardinality Rasio
    Yaitu menjelaskan batasan pada jumlah entity yang berhubungan melalui suatu relationship. 
Jenis-jenis Cardinality Rasio: 
1. One To One (1:1), yaitu perbandingan antara entity pertama dengan entity kedua                    berbanding satu berbanding satu.
2. One To Many (1:M), yaitu perbandingan antara entity pertama dengan entity kedua                berbanding satu berbanding banyak. 
3. Many To One (M:1), yaitu perbandingan antara entity pertama dengan entity kedua                berbanding banyak berbanding satu. 
4. Many To Many (M:M), yaitu perbandingan antara entity pertama dengan entity kedua            berbanding banyak berbanding banyak.


4. Langkah-Langkah Membuat ERD 
    1. Mengidentifikasi dan menetapkan seluruh entity yang terlibat 
    2. Menentukan atribut-atribut key dari masing-masing entity 
    3. Menetapkan relationship antara satu entity dengan entity lainnya beserta foreign-keynya 
    4. Menentukan derajat dan cardinality rasio untuk setiap relationship 
    5. Melengkapi himpunan relasi dengan atribut-atribut yang bukan kunci (non key) 


5. Contoh Kasus 
  1. Suatu perguruan tinggi mempunyai banyak mahasiswa. Setiap mahasiswa biasanya mengikuti beberapa mata kuliah. Setiap mata kuliah diajarkan oleh seorang dosen dan seorang dosen bisa mengajar beberapa mata kuliah. Pada entitas Mahasiswa diperlukan informasi tentang NIM, Nama_Mhs, Alamat_Mhs dan Jurusan sedangkan Mata Kuliah diperlukan informasi Kd_MK, Nm_Mk, SKS, Semester sedangkan Dosen diperlukan juga informasi tentang Kd_Dosen, Nm_Dosen. 
    2. Suatu klinik memiliki praktek dokter bersama, sehingga dalam klinik tersebut memiliki banyak dokter. Seorang pasien, apabila akan berobat harus diperiksa oleh dokter dan sebaliknya dokter pun harus memeriksa pasien. Setiap selesai diperiksa pasien biasanya menerima resep berupa obat dan biasanya setiap pasien menerima beberapa jenis obat. Informasi tentang dokter adalah kode dokter, nama dokter, spesialis dan tarif. Sedangkan informasi tentang pasien adalah nomor pasien, nama pasien dan alamat. Informasi tentang obat adalah kode obat, nama obat, dosis.


3. Normalisasi 
    Adalah proses pengelompokkan data ke dalam bentuk tabel atau relasi atau file untuk menyatakan entitas dan hubungan mereka sehingga terwujud satu bentuk database yang mudah untuk dimodifikasi. 
Jenis-Jenis Key: 
1. Super Key: merupakan satu atau lebih atribut yang dapat membedakan setiap baris data dalam sebuah tabel secara unik 
2. Candidate Key: merupakan kumpulan atribut minimal yang dapat membedakan setiap baris data dalam sebuah tabel secara unik. 
3. Primary Key: memilih sebuah dari Candidate Key, dimana jaminan keunikan key-nya lebih baik. 
4. Alternate Key: Candidate Key yang tidak dijadikan primary key.

Langkah-langkah pembentukan Normalisasi 
1. Bentuk Tidak Normal (Unnormalized Form) 
    Pada bentuk ini merupakan kumpulan data yang tidak ada keharusan mengikuti format tertentu, dapat saja data tidak lengkap atau terduplikasi. 
2. Bentuk Normal Satu ( 1 NF) 
    Yaitu bila relasi tersebut mempunyai nilai data yang atomic, artinya tidak ada lagi kerangkapan data. 
3. Bentuk Normal Dua (2 NF) 
    Yaitu bila relasi tersebut merupakan 1 NF dan setiap atribut tergantung penuh pada primary key. 
4. Bentuk Normal Ketiga (3 NF) 
    Yaitu bila relasi merupakan 2 NF dan tidak bergantung secara transitif pada primary key.



BAB X 
IMPLEMENTASI SISTEM

Yaitu tahap meletakkan sistem supaya siap utk dioperasikan. 
Langkah-langkah pada tahap implementasi sistem: 
    1. Menetapkan Rencana Implementasi 
    2. Melakukan Kegiatan Implementasi 
    3. Tindak Lanjut Implementasi

1. MENETAPKAN RENCANA IMPLEMENTASI: untuk mengatur biaya dan waktu yang dibutuhkan selama tahap sistem diterapkan pada suatu organisasi. 
2. MELAKUKAN KEGIATAN IMPLEMENTASI 
Ada lima kegiatan yg dilakukan pada langkah ini yaitu: 
    1. Pemilihan & Pelatihan Personil 
    2. Pemilihan Tempat & Instalasi Perangkat Keras dan Lunak 
    3. Pemrograman & Pengetesan Program 
    4. Pengetesan Sistem 
    5. Konversi Sistem
3. TINDAK LANJUT IMPLEMENTASI


1. Pemilihan & Pelatihan Personil 
Personil-personil yg terlibat di dalam sistem informasi adalah: 
    1. Tugas-tugas Input-Output Data: personil-personil yg terlibat dlm menangani pemasukan data dan distribusi dari output 
    2. Tugas-tugas Operasi: personil-personil yg menangani jalannya operasi pengolahan dt yg tidak terlibat secara langsung dengan tugas I/O 
    3. Tugas-tugas Pemrograman: personil-personil yg menulis program-program komputer 
    4. Tugas-tugas Analis Sistem: personil-personil yg akan mengembangkan sistem.

Pelatihan Karyawan, dapat dilakukan dengan: 
    1. Pelatihan (Training): Personil yg masuk dlm kategori ini adalah personil-personil yg akan mengoperasikan sistem yaitu mereka yg terlibat dlm tugas mempersiapkan input, memproses data,mengoperasikan sistem, merawat & menjaga sistem. 
    2. Pendidikan (Education): personil-personil yg masuk dlm kategori ini adalah mereka yg membutuhkan & menggunakan sistem misalnya salesman, akuntan dll. Pendidikan ini lebih ditekankan pada bagaimana kerja dari sistem dan bagaimana cara mengoperasikan sistem. 


2. Pemilihan Tempat & Instalasi Perangkat Keras dan Lunak 
    Sistem komputer yang besar membutuhkan tempat dengan lingkungan yanglebih harus diperhitungkan. Persiapan fisik ini meliputi: AC utk mengatur temperatur ruangan, peneranganpenerangan yg cukup, pendeteksi kebakaran, penyediaan alat telekomunikasi dll. Langkah selanjutanya adalah menginstalasi perangkat keras & lunak.  


3. Pemrograman & Pengetesan Program 
    Pemrograman adalah kegiatan menulis kode program yg akan diproses oleh komputer Setelah programmer selesai membuat program yg sesuai dengan desain sistem yang telah dibuat oleh Sistem Analis dan sebelum program diterapkan, maka program harus bebas terlebih dahulu dari kesalahan-kesalahan. Oleh sebab itu program harus ditest utk menemukan kesalahankesalahan.


4. Pengetesan Sistem 
  Kegiatan ini dilakukan utk memeriksa kekompakan antar komponen sistem yg diimplementasikan. Tujuannya adalah utk memastikan bahwa elemen-elemen dari sistem telah berfungsi sesuai dgn yg diharapkan.

5. Konversi Sistem 
    Merupakan proses utk meletakkan sistem baru supaya siap mulai untuk dapat digunakan. 

s

SISTEM INFORMASI

   Nama : Vina Pikria Aenun NIM : 220511034 Kelas : R5/E  BAB I KONSEP DASAR 1.1 KONSEP DASAR SISTEM      Teori sistem secara umum yang pert...